Batik Cap
Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap dengan cara mencapkan lilin cair pada permukaan kain. Alat cap disebut juga sebagai canting cap yang berbentuk menyerupai “stempel” yang terbuat dari plat tembaga.
Melihat bentuk motif batik dan capnya, proses pengecapan pada permukaan batik ada beberapa langkah yakni :
1. Sistem Tubrukan, yakni bergesernya satu langkah ke kanan dan satu langkah ke depan dari posisi awal.
2. Sistem Ondo-ende, Bergeser setengah langkah kekanan dan satu langkah ke muka, atau satu langkah ke kanan dan setengah langkah ke muka.
3. Sistem parang, alurnya menurut arah garis miring, bergeser satu langkah atau setengah langkah dari sampingnya
4. Sistem Mubeng atau berputar, proses pengecapan secara melingkar dimana salah satu sudut cap tetap diletakkan pada satu titik.
5. Sistem Mlampah, penggunaan dua alat cap secara berdampingan.
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses pengecapan adalah bagaimana proses pemanasan dari lilin yang akan digunakan. Hendaknya tidak terlalu tinggi atau rendah.
Pemanasan lilin dapat dilakukan di dalam dulang tembaga yang pada bagian dasar diletakkan beberapa lapis kasa dari anyaman kawat tembaga. Cap yang akan dipakai diletakkan di atas dulang tersebut, kemudian tunggu sampai cap menjadi panas. Setelah itu cap diangkat dan dicapkan pada kain yang telah diletakkan pada bantalan meja cap. Proses tersebut dilakukan secara berulang hingga kain batik terbentuk.
Proses pengecapan membutuhkan ketekunan dan kesabaran agar hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Post a Comment